TEBET, AYOJAKARTA.COM – Akademisi IPB University memandang sumber daya manusia (SDM) atau human capital di BPJS Ketenagakerjaan yang dikelola dengan basis kompetensi sudah mampu bersaing pada era Industri 4.0.
Ketua Program Studi Magister (S2) dan Doktor (S3) Sekolah Bisnis IPB University, Prof. M. Syamsul Maarif, menilai sejak beberapa tahun belakangan ini BPJS Ketenagakerjaan memperlihatkan hasil dari penerapan pengelolaan human capital berbasis kompetensi.
Menurut Syamsul, pengelolaan human capital berbasis kompetensi memiliki peran penting bagi transformasi organisasi menuju transformasi digital yang sesuai dengan tantangan pada era Industri 4.0.
“Perkembangan BPJamsostek akhir-akhir ini menunjukkan keberhasilan peningkatan kinerja organisasi secara signifikan,” ujar Syamsul, Kamis 28 Januari 2021.
Dalam pandangan Syamsul, pengelolaan SDM di BPJamsostek pun telah menerapkan sistem human capital terintegrasi yang berbasis kompetensi dan kualifikasi. “Serta didukung teknologi Human Capital Information System (HCIS) mulai dari proses rekrutmen, assement centre, manajemen kinerja, hingga talent management.”
Menurut Syamsul, HCIS BPJamsostek bertumpu pada prores rekrutmen yang adil dan transparan, pengembangan kompetensi yang berdampak pada bisnis. Selain itu juga berdasarkan manajemen kinerja yang memotivasi, objektif dan adil, remunerasi yang kompetitif, hubungan antarkaryawan yang harmonis, dan dukungan teknologi.
Dengan sederet langkah tersebut, ujar Syamsul, upaya perluasan kepesertaan dan pelayanan prima bisa terwujud karena didukung strategi human capital yang membangun budaya kerja yang tinggi, pengembangan kepemimpinan organisasi, dan pusat pembelajaran jaminan sosial.
Keberhasilan pengelolaan SDM di badan hukum publik itu juga tampak dari langkah manajemen semasa pandemi Covid-19 yakni menerapkan bekerja dari rumah (work from home) secara proporsional sedari dini sesuai protokol kesehatan.
“Kesehatan dan keselamatan karyawan harus diutamakan. Inilah yang dinamakan memanusiakan manusia. Dengan karyawah sehat dan selamat, pelayanan kepada peserta program jaminan sosial ketenagakerjaan tetap berjalan dengan baik.”
BPJamsostek, menurut Syamsul, juga telah menghadirkan inovasi bagi para peserta jaminan sosial dengan tidak mengubah esensi dan regulasi serta prinsip good governance.
“Bagaimanapun juga, perubahan manajemen sangat penting bagi organisasi agar mampu menyesuaikan diri dan melayani berbagai kebutuhan yang selalu baik itu dari pasar, pelanggan, maupun para pekerja.”
Pernyataan Prof Syamsul tersebut sejalan dengan keinginan pemerintah yang diwakili oleh Kementerian Ketenagakerjaan. Pada Januari 2021, Menaker Ida Fauziyah meminta jajaran BPJS Ketenagakerjaan untuk mampu memenuhi ekspektasi publik untuk tumbuh dan berkembang dalam mewujudkan masyarakat pekerja yang sejahtera.
Menaker Ida juga meminta BPJamsostek untuk memperkuat kapasitas kelembagaan, kompetensi SDM, serta menjadikan gedung baru dan fasilitas penunjang sebagai motivasi untuk memacu kinerja.